Hai semua, selamat datang di postinganku yang membahas antara proses dan tujuan. Di pergantian tahun masehi, biasa identik dengan "Goals" di tahun tersebut, entah namanya "Goals 2021", "Resolusi Tahun Baru" atau apapun itu. Ya, ga salah sih. Semua orang pasti ingin menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya. Ataupun semua orang ingin mencapai apa yang mereka tidak capai di tahun sebelumnya. Make a sense, right?

Memang ga salah membuat target atau tujuan. Tapi coba deh pikir, bukankah untuk menjadi kaya itu butuh proses? Bukankah untuk mendapatkan karir yang menjanjikan butuh proses? Bukankah untuk mendapatkan sebuah Rare item atau Rare Character di game itu butuh proses? Bukankah masak mie "instan" itu juga masih butuh proses? Itu berarti untuk mendapatkan semua itu, kita butuh proses. Maka dari itu, kita perlu melihat proses yang telah kita lalui sebelumnya dan proses yang kita jalani sekarang.

Memiliki keinginan itu bagus. Itu bisa menjadi sebuah motivasi untuk dikejar. Dan ingat, motivasi bukanlah sesuatu yang kamu miliki, tapi motivasi adalah sesuatu yang kau dapat. Motivation isn't something that you have, it's something that you get.

Untuk itulah kita memerlukan sebuah proses. Tapi bagaimana proses itu? Kalo kata Ali Abdaal, You need systems to achieve goals. But that doesn't mean goals are pointless. Perlunya sebuah proses dalam meraih target. If you want better results, then forget about setting goals. Focus on your system instead. — James Clear in Atomic Habits. Prioritaskan proses. Jika kamu bisa meraih "goal" tersebut, kamu akan bahagia. Tapi bagaimana jika tidak?

Yang perlu diingat selanjutnya adalah, tujuan itu hanya sebagai penunjuk. Mengacu pada video Ali Abdaal, Goals is the compass. Dan juga, goal tidak semata-mata hanya ingin meraih suatu materi. Goal bisa juga seperti, kamu ingin bahagia ketika melakukan sesuatu, menikmatinya, tidak sering bersedih, dan lain-lain.

Barusan, aku selesai membaca buku What's so Wrong About Your Life karya Ardhi Mohamad bab ke-sepuluh (x) yang membuat berpikir, ah iya, benar juga. Kesuksesan itu bukan kita yang mengatur. Tapi kita bisa memaksimalkan proses yang kita lakukan, dan kemudian berdoa pada Tuhan Semesta Alam, Allah Azza Wa Jalla. Dengan begitu kita bisa menjadi lebih tenang. Karena ga semua yang kita harapkan itu akan tercapai. Ada yang digantikan dengan yang lebih baik. Allah itu tau mana yang terbaik untuk kita. Dan jika memang kita bersungguh-sungguh, pasti akan terwujud. Allah tau mana orang yang meminta kepadanya dengan bersungguh-sungguh.

Dan terakhir, yang perlu diingat ketika berbicara tentang kesuksesan adalah, sudut pandang kesuksesan itu berbeda-beda. Ada yang di awal, di tengah, dan di akhir. Coba deh, bayangin, apa jadinya kalau kesuksesan itu ada di awal atau di tengah? Mungkin kalimat, ingin meraih kesuksesan berubah menjadi "pernah sukses". Dan, itu ga bagus kan? Dalam buku Ardhi Mohamad juga dikatakan kalau kesuksesan itu masih di awal atau pertengahan, suatu saat nanti, labelnya akan berubah menjadi "pernah sukses". Dan, sukses sejati itu perkara akhir, bukan perkara awal atau pertengahan. Setelah dunia ini, masih ada alam lain. Masih ada fase kehidupan yang lain. Dan akan sampai ke akhir fase kehidupan, yaitu surga dan neraka. So, You Think... You Know What Success Is All About — What so Wrong About Your Life.

Sekian dari postingan kali ini, maaf jika ada salah-salah kata yang kurang berkenan, mari berjumpa di tulisanku yang lain~, semoga.

Link : Ali Abdaal's Video: I WAS WRONG - How I Set Goals for the New Year