Bicara tentang perkembangan zaman, pasti ga lepas dari yang namanya perkembangan teknologi. Sadar gak sadar, kita sudah memasuki era dimana teknologi berkembang pesat, dan terus menerus berkembang. Dan sadar gak sadar, teknologi saat ini bisa dibilang berguna dan penting bagi kehidupan kita. Dan secara gak langsung, teknologi saat ini menjadi sebuah kebutuhan yang bisa dibilang dengan kebutuhan primer. Sebagai contoh adalah handphone, atau mungkin saat ini kita sebut smartphone. Gak cuma smartphone yang bisa jadi kebutuhan primer, internet juga menjadi salah satu teknologi yang penting bagi kehidupan sekarang. Coba aja bayangkan, kalau internet, yang biasa kita gunakan untuk mengakses YouTube, Facebook, Google, dan lainnya itu menghilang. Mungkin kita akan sulit sekali mendapatkan informasi, mengadakan kontak dengan dia yang jauh disana, mendengarkan musik, dan banyak lagi. Sudah banyak yang memanfaatkan perkembangan teknologi. Tapi, bagaimana kita? Banyak yang bilang kalau teknologi itu adalah perusak masa depan, penghancur, alat pembodohan, dan lain sebagainya.

Teknologi itu sama halnya dengan nuklir. Nuklir atau bisa dibilang senjata nuklir pertama kali dibuat di sebuah proyek yang bernama Manhattan Project, atau yang lebih dikenal dengan Manhattan Engineering District. Proyek tersebut adalah proyek riset dan pengembangan untuk mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia. Banyak Ilmuwan yang dikumpulkan untuk membuat proyek ini, termasuk Albert Einstein. Proyek tersebut menghasilkan rancangan, produksi, dan peledakan dari tiga bom nuklir pada 1945. "1945" adalah tahun dimana negara kita, Indonesia merdeka. Tepat sebelum negara kita merdeka, nuklir tersebut diledakkan, setelah uji coba nuklir di Alamogordo, New Mexico. Nuklir tersebut bertujuan untuk meledakkan kota Hiroshima dan Nagasaki (Jepang) pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Nuklir tersebut berhasil meratakan kota Hiroshima dan Nagasaki. Betapa mengerikannya nuklir, jika dijadikan senjata. Tapi bagaimana jika nuklir, dijadikan pembangkit listrik?
Trinity Test (Sc: Wikipedia)
Nuklir Hiroshima dan Nagasaki (Sc : Wikipedia)

Disamping kekejaman nuklir sebagai senjata, ada juga manfaat dari energi nuklir sendiri, yaitu sebagai Pembangkit Listrik. Di beberapa negara, nuklir sudah dijadikan sebagai pembangkit listrik. Selain menjadi pembangkit listrik, nuklir juga bisa bermanfaat di bidang kesehatan, industri, dan juga pertanian. Jadi, apakah nuklir itu salah? Apakah nuklir itu baik? Atau buruk? Baik atau buruknya penggunaan nuklir, tergantung oleh penggunanya. Sama hal-nya Pisau. Pisau adalah alat. Pisau dapat dijadikan alat untuk memotong makanan, ataupun membunuh. Maka, semua tergantung pada pemakainya. Kita tidak dapat mengatakan nuklir itu berguna, dan juga mengatakan nuklir itu buruk. Sama hal-nya dengan teknologi. Seberapa bijak kah kita dalam menggunakan teknologi yang ada sekarang. Apakah kita akan menggunakannya dengan buruk seperti senjata nuklir? Atau kita akan menggunakannya dengan baik seperti pembangkit listrik tenaga nuklir?

Apakah kita bisa mengendalikan teknologi saat ini? Nyatanya, tidak semua penduduk Indonesia yang dapat mengendalikan teknologi tersebut. Sebagai contoh simpelnya dalam mengendalikan "Smartphone", "Internet", dan lain-lain. Mari kita berpikir "Out Of The Box". Dengan teknologi, kita dapat menemukan informasi, pengetahuan, tips, peluang untuk berpenghasilan, dan masih banyak lagi. So, mari kita bersama-sama mengendalikan teknologi. Jadikan sebagai manfaat, jangan jadikan sebagai keburukan.